cara mendidik anak ala rasulullah saw – Kesalahan dalam mendidik anak bisa berakibat
fatal. Anak tidak tumbuh menjadi baik dan shaleh, tapi justru nakal dan bandel.
Banyak kita jumpai realita di masyarakat anak yang salah dalam pola
pendidikannya. orang tua tidak mengerti ilmu mendidik, dan tidak berusaha
mencari ilmu itu, sehingga hari- hari dijalani dengan cara pendidikannya
sendiri. Itulah kesalahan yang berbuntut pada keburukan perkembangan akhlak
anak.
Cara mendidik anak ala Rasulullah saw
Mendidik dengan memberi kasih sayang
Kasih sayang adalah modal terbaik untuk membentuk kedekatan antara orang
tua dan anak. Seorang anak yang terbiasa disayang, akan memiliki jiwa yang
lembut dan menjadi penurut pada orang tua. Kasih sayang ini langsung menyentuh
ke dalam hati anak. Sebagai akibat baiknya, segala nasehat orang tua didengar
anak.
Rasulullah saw terbiasa menyayangi anak. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa
suatu ketika Aqra bin Habsi , pemuka Bani Tamim melihat Rasulullah mencium
anak. Aqra bin Habsi merasa heran dan berujar, “ demi Allah, aku mempunya 10
anak, namun tidak terdapat satupun yang aku cium.” Rasulullah saw memandangnya
dan berkata, “ barangsiapa tidak mau mengasihi, maka dia tidak akan dikasihi.”
Di saat yang lain Rasulullah saw pernah memperlama sujudnya. Para shahabat
yang menjadi makmum merasa heran. Maka setelah selesai shalat shahabat bertanya,
“wahai Rasulullah, engkau tadi sangat lama sekali sujud sehingga kami mengira
ada suatu kejadian yang menimpa, atau mungkin datang wahyu kepadamu.” Maka
Rasulullah saw menjelaskan, “ tidak ada apa-apa, hanya saja tadi waktu sujud
anak kecil naik ke punggungku, maka aku biarkan dahulu hingga dia merasa puas.”
Anak yang dimaksud oleh Rasulullah saw adalah cucu beliau, Hasan atau Husain.
Baca juga: pergaulan bebas jaman sekarang
Baca juga:: inilah ciri anak shaleh dan shalehah
Baca juga: pergaulan bebas jaman sekarang
Baca juga:: inilah ciri anak shaleh dan shalehah
Rasulullah memberi kasih sayang pada anak kecil. Begitulah cara mendidik
terbaik yang dicontohkan oleh beliau.
Mendidik dengan bersikap lembut.
Mendidik secara lembut pada anak adalah dengan dua cara, yaitu dengan perkataan
yang lembut dan sikap yang lembut pula. Orang tua harus paham bagaimana cara
bertutur secara lembut, dan bagaimana bersikap yang tidak menyakiti jiwa sang
anak. Kelembutan akan menjadikan anak merasa nyaman tumbuh bersama orang
tuanya, menjadi akrab, dan tidak menentang orang tua.
Lalu bagaimana cara mendidik ala Rasulullah? Apakah Rasulullah juga
mengajarkan kelembutan ini? Ternyata jawabannya adalah ya. Rasulullah saw
sangat mengedepankan kelembutan, terutama pada anak kecil. Dalam sebuah riwayat
Rasulullah saw memangku seorang anak kecil dan mendoakan kebaikan baginya.
Namun tiba-tiba bayi itu kencing. Maka orang tuanya merasa tidak enak hati
berusaha mengambil anaknya. Rasulullah mencegahnya dan berkata, “ dengan satu
gayung najis kencing ini bisa dihilangkan, tapi luka hati anak karena direnggut
paksa tidak akan bisa diobati oleh bergayung-gayung air.”
Terkena air kencing tidak mengapa. Toh mudah saja baju untuk dicuci. Tapi
jika anak dimarahi sebab kencing yang belum dia pahami adabnya, tentu akan bisa
menyakiti hatinya. Hati anak inilah yang sangat dijaga Rasulullah saw agar
tidak tercabik.
Mendidik sesuai usia anak
Mendidik anak balita, tentu tidak sama dengan mendidik anak SMP. Jika
diperlakukan sama, akan mengacaukan keadaan dan tidak akan didapat hasil yang
baik. Banyak pakar pendidikan yang menyarankan untuk membagi tiga tahap pola
pendidikan anak. Yaitu tahap pertama saat anak berusia tujuh tahun ke bawah,
perlakukan dia seperti raja. Biarkan dia bermain. Jika ingin memasukkan
nilai-nilai pendidikan dan akhlak, maka ramu ke dalam permainan anak.
Kemudian tahap kedua, saat anak usia tujuh sampai empat belas tahun, adalah
masa kedisiplinan. Buat jadwal terstruktur untuk anak, latih agar sang anak
mematuhi jadwal tersebut. Tentu saja jangan lupakan jadwal bermain anak. Anak
tetaplah anak yang tidak bisa dipisahkan dari bermain. Kemudian tahap ketiga
usia di atas empat belas tahun, perlakukan dia seperti sahabat. Ajak bicara,
tuntun dia untuk memecahkan masalahnya, namun tidak perlu didikte.
Rasulullah saw sendiri dalam riwayat juga memperlakukan berbeda sesuai
perkembangan usia anak. Saat kecil begitu disayang dan diperlakukan seperti
raja. Namun ketika sudah mencapai umur tujuh tahun, mulai diterapkan pola yang
berbeda. Rasulullah saw bersabda, “suruhlah anak-anak kalian untuk shalat
saat usia tujuh tahun, dan pukullah apabila mereka tidak mengerjakannya ketika
berusia 10 tahun. Dan juga pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)
Demikian cara mendidik anak ala rasulullah saw. Semoga kita mampu untuk menerapkannya.
Allahu a’lam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar