Senin, 11 Januari 2016

Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah Saw



cara mendidik anak ala rasulullah saw – Kesalahan dalam mendidik anak bisa berakibat fatal. Anak tidak tumbuh menjadi baik dan shaleh, tapi justru nakal dan bandel. Banyak kita jumpai realita di masyarakat anak yang salah dalam pola pendidikannya. orang tua tidak mengerti ilmu mendidik, dan tidak berusaha mencari ilmu itu, sehingga hari- hari dijalani dengan cara pendidikannya sendiri. Itulah kesalahan yang berbuntut pada keburukan perkembangan akhlak anak.

Padahal kalau mau menengok, tidak jauh-jauh, Rasulullah saw telah memberi teladan bagaimana mendidik anak. Beliau telah secara langsung memberi contoh. Maka agar tidak salah memperlakukan anak, baiknya kita simak bagaimana cara mendidik anak ala rasulullah saw ini

Cara mendidik anak ala Rasulullah saw


Mendidik dengan memberi kasih sayang


Kasih sayang adalah modal terbaik untuk membentuk kedekatan antara orang tua dan anak. Seorang anak yang terbiasa disayang, akan memiliki jiwa yang lembut dan menjadi penurut pada orang tua. Kasih sayang ini langsung menyentuh ke dalam hati anak. Sebagai akibat baiknya, segala nasehat orang tua didengar anak.

Rasulullah saw terbiasa menyayangi anak. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu ketika Aqra bin Habsi , pemuka Bani Tamim melihat Rasulullah mencium anak. Aqra bin Habsi merasa heran dan berujar, “ demi Allah, aku mempunya 10 anak, namun tidak terdapat satupun yang aku cium.” Rasulullah saw memandangnya dan berkata, “ barangsiapa tidak mau mengasihi, maka dia tidak akan dikasihi.”

Di saat yang lain Rasulullah saw pernah memperlama sujudnya. Para shahabat yang menjadi makmum merasa heran. Maka setelah selesai shalat shahabat bertanya, “wahai Rasulullah, engkau tadi sangat lama sekali sujud sehingga kami mengira ada suatu kejadian yang menimpa, atau mungkin datang wahyu kepadamu.” Maka Rasulullah saw menjelaskan, “ tidak ada apa-apa, hanya saja tadi waktu sujud anak kecil naik ke punggungku, maka aku biarkan dahulu hingga dia merasa puas.” Anak yang dimaksud oleh Rasulullah saw adalah cucu beliau, Hasan atau Husain.

Baca juga: pergaulan bebas jaman sekarang
Baca juga:: inilah ciri anak shaleh dan shalehah

Rasulullah memberi kasih sayang pada anak kecil. Begitulah cara mendidik terbaik yang dicontohkan oleh beliau.

Mendidik dengan bersikap lembut.


Mendidik secara lembut pada anak adalah dengan dua cara, yaitu dengan perkataan yang lembut dan sikap yang lembut pula. Orang tua harus paham bagaimana cara bertutur secara lembut, dan bagaimana bersikap yang tidak menyakiti jiwa sang anak. Kelembutan akan menjadikan anak merasa nyaman tumbuh bersama orang tuanya, menjadi akrab, dan tidak menentang orang tua.

Lalu bagaimana cara mendidik ala Rasulullah? Apakah Rasulullah juga mengajarkan kelembutan ini? Ternyata jawabannya adalah ya. Rasulullah saw sangat mengedepankan kelembutan, terutama pada anak kecil. Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw memangku seorang anak kecil dan mendoakan kebaikan baginya. Namun tiba-tiba bayi itu kencing. Maka orang tuanya merasa tidak enak hati berusaha mengambil anaknya. Rasulullah mencegahnya dan berkata, “ dengan satu gayung najis kencing ini bisa dihilangkan, tapi luka hati anak karena direnggut paksa tidak akan bisa diobati oleh bergayung-gayung air.”

Terkena air kencing tidak mengapa. Toh mudah saja baju untuk dicuci. Tapi jika anak dimarahi sebab kencing yang belum dia pahami adabnya, tentu akan bisa menyakiti hatinya. Hati anak inilah yang sangat dijaga Rasulullah saw agar tidak tercabik.

Mendidik sesuai usia anak


Mendidik anak balita, tentu tidak sama dengan mendidik anak SMP. Jika diperlakukan sama, akan mengacaukan keadaan dan tidak akan didapat hasil yang baik. Banyak pakar pendidikan yang menyarankan untuk membagi tiga tahap pola pendidikan anak. Yaitu tahap pertama saat anak berusia tujuh tahun ke bawah, perlakukan dia seperti raja. Biarkan dia bermain. Jika ingin memasukkan nilai-nilai pendidikan dan akhlak, maka ramu ke dalam permainan anak.

Kemudian tahap kedua, saat anak usia tujuh sampai empat belas tahun, adalah masa kedisiplinan. Buat jadwal terstruktur untuk anak, latih agar sang anak mematuhi jadwal tersebut. Tentu saja jangan lupakan jadwal bermain anak. Anak tetaplah anak yang tidak bisa dipisahkan dari bermain. Kemudian tahap ketiga usia di atas empat belas tahun, perlakukan dia seperti sahabat. Ajak bicara, tuntun dia untuk memecahkan masalahnya, namun tidak perlu didikte.

Rasulullah saw sendiri dalam riwayat juga memperlakukan berbeda sesuai perkembangan usia anak. Saat kecil begitu disayang dan diperlakukan seperti raja. Namun ketika sudah mencapai umur tujuh tahun, mulai diterapkan pola yang berbeda. Rasulullah saw bersabda, “suruhlah anak-anak kalian untuk shalat saat usia tujuh tahun, dan pukullah apabila mereka tidak mengerjakannya ketika berusia 10 tahun. Dan juga pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)

Demikian cara mendidik anak ala rasulullah saw. Semoga kita mampu untuk menerapkannya.

Allahu a’lam bisshawab.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar