Jumat, 25 Desember 2015

6 PANDUAN MEMBERI NAMA ANAK SECARA ISLAMI



Panduan memberi nama anak Islami – Di masa dahulu, orang tua di desa terkesan sembarangan memberi nama anak. Misalnya karena lahir di hari rabu, kemudian diberilah nama Rebo (Jawa: hari Rabu). Bukan bermaksud merendahkan nama tersebut, tetapi Islam menghendaki nama yang memiliki makna. Karena nama adalah doa dan harapan menjadi apa kelak sang anak

Maka baiknya orang tua berpikir terlebih dahulu nama apa yang terbaik bagi sang anak. Kelahirannya adalah anugerah yang membahagiakan, lengkapi kebahagiaan itu dengan pemberian nama yang bagus. Dan berikut ini diantara panduan memberi nama anak islami tersebut.

Panduan memberi nama anak Islami


Pilih nama anak yang baik maknanya

Bagian terpenting dari panduan memberi nama anak Islami adalah dengan memilihkan nama yang bermakna baik. Ada banyak nama yang bisa dipilih, asal secara makna baik. Hasan (baik), sidiq (benar/ jujur), Ahmad (berakhlak mulia), dan yang lainnya. Kelak anak akan bangga dengan namanya ini, dan berusaha menyelaraskan tindakannya atau akhlaknya dengan makna dari namanya tersebut.

Bila sudah terlanjur memberi nama yang buruk, jangan segan-segan menggantinya. Nabi saw pernah berulangkali mengganti nama orang-orang Arab. Sebagian besar mau, tapi ada juga yang menolak.

Seperti hadis dari Said bin Musayyab dari ayah dan kakeknya, dia berkata,”aku mendatangi Nabi muhammad saw, nabi bertanya, “siapakah namamu?”, aku menjawab, namaku Hazan (sedih). Kemudian Nabi menggantinya, “kamu Sahal (mudah) Aku menjawab, “aku tidak akan mengganti nama yang telah diberikan bapakku.” Said bin Musayyab berkata, “tidak berhenti kesedihan darinya selamanya.” (HR Bukhari)


Pilih nama nabi atau orang shalih

Memberi nama anak Islami bisa juga dengan memilih nama Nabi atau shahabat mulia atau para tokoh yang arif. Memberi nama seperti mereka berarti mengharap kelak anaknya tumbuh seperti mereka. Meskipun bukan menyamai, paling tidak meneladani. Memberi nama Syafi’i misalnya, dengan harapan kelak mengikuti kesungguhan mencari ilmu seperti Imam Syafi’i.

Hindari memberi nama anak dengan nama tokoh yang bermasalah, pembuat kekacauan, ahli maksiat. Disamping kelak anak akan menjadi ejekan masyarakat, juga dikhawatirkan berpengaruh pada perilaku anak.

Piilih nama yang mudah dilafazkan

Panduan memilih nama ini sangat penting. Sebagian orang memberi nama yang sangat sulit dilafazkan. Akibatnya apabila seseorang bertanya siapa namanya, harus berulang kali menyebutkan, bahkan terkadang harus mengeja huruf demi huruf terlebih dahulu.

Misalnya nama Queennaya (entah dari negara mana), atau pemain sepak bola Wojciech Szczesny dari polandia. Di negara sana entah nama ini mudah atau susah diucapkan, namun jika dipakai di Indonesia jelas sangat susah. Jika anda memberi nama tersebut, akan membebani sang anak ketika ditanya nama oleh teman-temannya atau oleh gurunya. Dalam bahasa Arabpun ada kata-kata yang sulit diucapkan, maka baiknya hindari.

Baca juga: cara mendidik bayi baru lahir
Baca juga: menjadikan anak shaleh sejak dalam kandungan

Hindari nama terlalu pendek atau terlalu panjang

Mungkin anda akan heran melihat berita seorang anak diberi nama “N”. Dan nama itu adalah nyata terjadi di Jepara.  Atau bahkan ada yang lebih langka lagi “.”. Ya, hanya tanda baca titik itu saja. Bukan “Titik” tapi “.” Lalu akibatnya bagaimana? Untuk N, apabila ke Rumah sakit atau membuka rekening tabungan di Bank, pihak petugas akan berulang kali bertanya padanya. Seakan tidak percaya dengan namanya. Untuk “.” lebih parah lagi, namanya harus diganti saat kelas enam SD. Karena waktu ujian akhir komputer tidak bisa membaca namanya.

Begitu juga untuk memberi nama anak hindari nama yang terlalu panjang, berderet deret nama sekampung diambil semua. Kelak akan menyulitkan sang anak.

Bila menyertakan asma dan sifat Allah..

Asma dan sifat Allah adalah dikhususkan bagi-Nya. Tidak layak bagi manusia untuk menyandangnya. Adapun jika anda memberi nama anak dengan menyertakan nama dan sifat Allah, maka tambahkan dengan Abdu (hamba). Misalnya Abdullah (hamba Allah) Abul khalik (Hamba Sang Pencipta), Abdurrazzaq (Hamba Sang Pemberi Rezeki). Nama-nama seperti ini banyak digunakan, tentunya dengan harapan anaknya menjadi hamba yang baik.

Memilih nama yang langka? Boleh saja

Jika orang tua ingin memberi nama yang tidak banya dipakai, dipersilakan. Agar ada kekhasan tersendiri, bukan nama umum, dan ada pembeda. Namun dengan tetap melihat makna dari nama tersebut, dan melihat akibatnya kelak menyulitkan sang anak atau tidak.

 Begitulah 6 panduan memberi nama anak Islami. Dan ingat nama itu tidak akan berhenti di dunia, tapi juga akan disebutkan di akhirat. Maka beri nama anak sebaik mungkin.

“sesenggungnya kamu kelak akan dipanggil pada hair kiamat dengan namamu dan bapakmu. Maka perbaguslah namamu.” (HR Abu Dawud)

Allahu a’lam bisshawab

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar