Panduan memberi nama anak Islami – Di masa dahulu, orang tua di desa terkesan
sembarangan memberi nama anak. Misalnya karena lahir di hari rabu, kemudian diberilah
nama Rebo (Jawa: hari Rabu). Bukan bermaksud merendahkan nama tersebut, tetapi
Islam menghendaki nama yang memiliki makna. Karena nama adalah doa dan harapan menjadi
apa kelak sang anak
Panduan memberi nama anak Islami
Pilih nama anak yang baik maknanya
Bagian terpenting dari panduan memberi nama anak Islami adalah dengan
memilihkan nama yang bermakna baik. Ada banyak nama yang bisa dipilih, asal
secara makna baik. Hasan (baik), sidiq (benar/ jujur), Ahmad (berakhlak mulia),
dan yang lainnya. Kelak anak akan bangga dengan namanya ini, dan berusaha
menyelaraskan tindakannya atau akhlaknya dengan makna dari namanya tersebut.
Bila sudah terlanjur memberi nama yang buruk, jangan segan-segan
menggantinya. Nabi saw pernah berulangkali mengganti nama orang-orang Arab.
Sebagian besar mau, tapi ada juga yang menolak.
Seperti hadis dari Said bin Musayyab dari ayah dan kakeknya, dia
berkata,”aku mendatangi Nabi muhammad saw, nabi bertanya, “siapakah namamu?”,
aku menjawab, namaku Hazan (sedih). Kemudian Nabi menggantinya, “kamu Sahal
(mudah) Aku menjawab, “aku tidak akan mengganti nama yang telah diberikan
bapakku.” Said bin Musayyab berkata, “tidak berhenti kesedihan darinya
selamanya.” (HR Bukhari)
Pilih nama nabi atau orang shalih
Memberi nama anak Islami bisa juga dengan memilih nama Nabi atau shahabat
mulia atau para tokoh yang arif. Memberi nama seperti mereka berarti mengharap
kelak anaknya tumbuh seperti mereka. Meskipun bukan menyamai, paling tidak
meneladani. Memberi nama Syafi’i misalnya, dengan harapan kelak mengikuti
kesungguhan mencari ilmu seperti Imam Syafi’i.
Hindari memberi nama anak dengan nama tokoh yang bermasalah, pembuat
kekacauan, ahli maksiat. Disamping kelak anak akan menjadi ejekan masyarakat,
juga dikhawatirkan berpengaruh pada perilaku anak.
Piilih nama yang mudah dilafazkan
Panduan memilih nama ini sangat penting. Sebagian orang memberi nama yang
sangat sulit dilafazkan. Akibatnya apabila seseorang bertanya siapa namanya,
harus berulang kali menyebutkan, bahkan terkadang harus mengeja huruf demi
huruf terlebih dahulu.
Misalnya nama Queennaya (entah dari negara mana), atau pemain sepak bola
Wojciech Szczesny dari polandia. Di negara sana entah nama ini mudah atau susah
diucapkan, namun jika dipakai di Indonesia jelas sangat susah. Jika anda
memberi nama tersebut, akan membebani sang anak ketika ditanya nama oleh
teman-temannya atau oleh gurunya. Dalam bahasa Arabpun ada kata-kata yang sulit
diucapkan, maka baiknya hindari.
Baca juga: cara mendidik bayi baru lahir
Baca juga: menjadikan anak shaleh sejak dalam kandungan
Baca juga: cara mendidik bayi baru lahir
Baca juga: menjadikan anak shaleh sejak dalam kandungan
Hindari nama terlalu pendek atau terlalu panjang
Mungkin anda akan heran melihat berita seorang anak diberi nama “N”. Dan nama
itu adalah nyata terjadi di Jepara. Atau
bahkan ada yang lebih langka lagi “.”. Ya, hanya tanda baca titik itu saja.
Bukan “Titik” tapi “.” Lalu akibatnya bagaimana? Untuk N, apabila ke Rumah
sakit atau membuka rekening tabungan di Bank, pihak petugas akan berulang kali
bertanya padanya. Seakan tidak percaya dengan namanya. Untuk “.” lebih parah
lagi, namanya harus diganti saat kelas enam SD. Karena waktu ujian akhir
komputer tidak bisa membaca namanya.
Begitu juga untuk memberi nama anak hindari nama yang terlalu panjang,
berderet deret nama sekampung diambil semua. Kelak akan menyulitkan sang anak.
Bila menyertakan asma dan sifat Allah..
Asma dan sifat Allah adalah dikhususkan bagi-Nya. Tidak layak bagi manusia
untuk menyandangnya. Adapun jika anda memberi nama anak dengan menyertakan nama
dan sifat Allah, maka tambahkan dengan Abdu (hamba). Misalnya Abdullah (hamba
Allah) Abul khalik (Hamba Sang Pencipta), Abdurrazzaq (Hamba Sang Pemberi
Rezeki). Nama-nama seperti ini banyak digunakan, tentunya dengan harapan
anaknya menjadi hamba yang baik.
Memilih nama yang langka? Boleh saja
Jika orang tua ingin memberi nama yang tidak banya dipakai, dipersilakan.
Agar ada kekhasan tersendiri, bukan nama umum, dan ada pembeda. Namun dengan
tetap melihat makna dari nama tersebut, dan melihat akibatnya kelak menyulitkan
sang anak atau tidak.
Begitulah 6 panduan memberi nama anak Islami. Dan ingat nama
itu tidak akan berhenti di dunia, tapi juga akan disebutkan di akhirat. Maka
beri nama anak sebaik mungkin.
“sesenggungnya kamu kelak akan dipanggil pada hair kiamat dengan namamu dan
bapakmu. Maka perbaguslah namamu.” (HR Abu Dawud)
Allahu a’lam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar