Dampak negatif menonton televisi bagi anak – Di jaman sekarang ini televisi sudah menjadi
baby sitter anak. Terlebih jika televisi yang tersaji di rumah berukuran besar,
gambarnya jernih, dengan kualitas suara yang prima. Anak jadi betah berteman
televisi.
Di satu sisi, televisi memang menjadikan anak jadi diam tidak neko-neko.
Tapi ingat , di balik kelebihan itu juga tersimpan dampak buruk. Ada baiknya
kita ketahui dampak ini agar kita jadi bijak kapan membolehkan dan melarang anak
menonton televisi. Diantara dampak negatif menonton televisi bagi anak
adalah:
Menghabiskan waktu anak
Menurut penelitian yang diadakan sebuah harian di Jakarta menunjukkan anak
Indonesia terbiasa menonton acara televisi sekitar tiga sampai enam jam sehari.
Tentunya hal ini berlaku untuk hari-hari biasa, saat anak tidak libur sekolah.
Sedang saat libur, anak bisa berkali-kali lipat lamanya duduk di depan layar
televisi.
Ternyata cukup banyak juga waktu yang hilang akibat menuruti tontonan
televisi. Jika saja bisa direm, tentu waktu yang ada bisa digunakan untuk
aktifitas yang bermanfaat bagi perkembanngan anak.
Anak jadi malas beribadah
Saya pernah menonton video yang menggambarkan pemirsa tayangan acara sepak bola.
Saat azan datang, dia matikan televisi sebentar, ambil wudhu dengan cepat,
shalat seperti kilat, lantas meloncat ke kursi untuk “khusyu’” kembali
menikmati tontonan sepak bola.
Dalam realita, jujur saja seorang anak atau bahkan kita sendiri bisa menjadi
“pencuri” shalat. Saat menonton acara yang seru tiba-tiba datang waktu shalat, tidak
segera ditunaikan melainkan diakhirkan shalatnya hingga batas waktu hampir
habis. Lalu ditunggu iklannya, saat tayangan
iklan itulah baru bergegas beribadah. Itupun dengan catatan acara shalat tidak
boleh melebihi durasi iklan. Diakui ataupun tidak itulah realita dampak negatif
televisi.
televisi sering mencontohkan kemaksiatan
dampak lain dari televisi adalah ada banyak acara televisi yang ditinjau
dari nilai Islam sangatlah tidak mendidik. Contohnya acara tentang paranormal,
sinetron yang berulangkali memperlihatkan khalwat (berduaan) antara
laki-laki dan wanita. Tayangan seperti ini secara tidak langsung mengajarkan
kemaksiatan dan dosa. Apalagi sifat anak adalah peniru, maka mudah sekali
tergiur menirukan yang ditontonnya.
Sebuah kejadian nyata perilaku meniru anak bisa kita lihat saat maraknya
acara smack down. Pertarungan kasar di atas ring itu telah menyebabkan puluhan
anak terkapar di rumah sakit. Akibat praktek perkelahian dengan teknik
tendangan, pukulan, dan sikutan yang dicontoh dari tokoh idolanya di televisi.
Anak Jadi malas belajar
Sebagian acara televisi memang menyajikan tayangan yang memuat unsur pendidikan
di dalamnya. Namun sayang acara seperti ini hanya sedikit. Sedang yang
terbanyak adalah hiburan.
Padahal hiburan inilah yang sering melenakan anak dari belajar. Hiburan
berarti kesenangan, otak tidak perlu berat berpikir untuk mencerna hiburan.
Sedangkan belajar butuh konsentrasi, terkadang terasa berat, dan menjadi beban.
Maka anak memilih praktisnya saja; hiburan. Disuruh belajar sangat susah.
Berpengaruh terhadap kesehatan mata anak
Diantara dampak negatif televisi bagi anak adalah pengaruhnya pada mata. Terangnya
sinar televisi dan kilatan-kilatan cahayanya berpengaruh terhadap kesehatan
mata. Kekuatan mata dalam menyerap cahaya terbatas, maka cahaya yang berlebihan
lambat laun bisa menurunkan kekuatan pandang mata. Apalagi jika anak menonton dalam
durasi yang lama, tayangan seru sehingga membuat mata jarang berkedip, membuat
otot mata itu kelelahan.
Berpengaruh terhadap kehidupan sosial anak
Televisi mengajarkan interaksi satu arah. Yaitu televisi yang memberikan
informasi, hiburan, atau apapun, sedang anak diam menonton. Padahal anak
sebenarnya butuh interaksi dua arah. Misalnya bercakap-cakap atau bermain
dengan teman, sehingga ada keterlibatan antara dirinya dan orang lain. Maka
menonton televisi terlalu lama, terlebih jika tidak diimbangi dengan berkumpul,
bermain, belajar bareng, akan membuat anak jadi tidak memiliki kecakapan
bersosial.
Itulah dampak negatif
menonton televisi. Orang tua hendaknya bijak mengatur tayangan yang
boleh dan tidak boleh ditonton anak. Juga membatasi lamanya duduk di depan
layar elektronik itu.
Allahu a’lam bisshawab
(gambar:youtube.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar